Generic selectors
Exact matches only
Search in title
Search in content
Post Type Selectors
Judul Halaman Otomatis

Mengapa Hipertensi Menjadi Ancaman Serius bagi Usia Muda?

Oleh:

Selama ini hipertensi sering dianggap sebagai penyakit yang identik dengan usia tua. Namun, pandangan tersebut kini tidak lagi sepenuhnya benar. Seiring dengan perubahan gaya hidup dan pola makan, hipertensi semakin banyak ditemukan pada usia muda, termasuk remaja dan dewasa awal.

Hipertensi dikenal sebagaisilent killer karena sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas hingga menimbulkan komplikasi serius. Banyak orang baru menyadari kondisinya setelah mengalami gangguan kesehatan berat seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, atau kerusakan organ vital lainnya. Kondisi ini menjadi lebih berbahaya bagi usia muda yang cenderung merasa sehat dan jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

Apa itu hipertensi?

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi medis ketika tekanan darah dalam pembuluh darah meningkat secara terus-menerus.

Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg) dan terdiri dari dua komponen:

  • Tekanan sistolik, yaitu tekanan saat jantung berdetak dan memompa darah.

  • Tekanan diastolik, yaitu tekanan saat jantung beristirahat di antara dua denyutan.

Hipertensi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan tingkatan. Secara umum, terdapat dua jenis, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan jenis yang paling sering terjadi dan biasanya berkembang secara bertahap tanpa penyebab yang spesifik. Sementara itu, hipertensi sekunder muncul sebagai akibat dari kondisi medis tertentu, seperti gangguan ginjal, kelainan hormon, atau efek samping obat tertentu.

Berdasarkan tingkat keparahannya, hipertensi diklasifikasikan menjadi beberapa tahap berikut:

  • Hipertensi Stage 1: Tekanan darah berada di kisaran 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.

  • Hipertensi Stage 2: Tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih tinggi.

  • Hipertensi resisten: Tekanan darah tetap tinggi meskipun sudah menggunakan tiga jenis obat antihipertensi atau lebih. Kondisi ini biasanya membutuhkan evaluasi dan penanganan khusus oleh tenaga medis.

Mengapa disebut silent killer?

Hipertensi sering dijuluki sebagai “silent killer” atau pembunuh diam-diam karena biasanya tidak menimbulkan gejala yang jelas. Banyak orang tidak menyadari bahwa tekanan darah mereka tinggi hingga muncul komplikasi serius. Kondisi ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun tanpa terdeteksi, namun perlahan-lahan dapat merusak organ vital seperti jantung, otak, ginjal, dan mata. Jika tidak dikendalikan, hipertensi dapat berujung pada penyakit berbahaya seperti serangan jantung, stroke, atau gagal ginjal.

Prevalensi hipertensi di kalangan usia muda

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan tren yang mengkhawatirkan terkait meningkatnya kasus hipertensi pada usia muda. Berdasarkan hasil pengukuran tensimeter, prevalensi hipertensi mencapai 10,7% pada kelompok usia 18–24 tahun dan 17,4% pada usia 25–34 tahun. Namun jika dilihat dari diagnosis dokter, angkanya jauh lebih rendah yaitu hanya 0,4% untuk usia 18–24 tahun dan 1,8% untuk usia 25–34 tahun. Kesenjangan ini menandakan bahwa banyak anak muda tidak menyadari dirinya mengidap hipertensi, baik karena jarang melakukan pemeriksaan rutin maupun tidak mengenali gejalanya.

Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, anak muda adalah individu berusia 16–30 tahun. Sementara itu, Kementerian Kesehatan menetapkan rentang 15–24 tahun sebagai kelompok remaja dan dewasa muda dalam survei kesehatan nasional. Fakta bahwa hipertensi kini mulai menyerang kelompok usia ini menunjukkan adanya pergeseran pola penyakit yang signifikan dibandingkan beberapa dekade lalu, saat hipertensi lebih sering ditemukan pada kelompok usia tua.

Kenapa usia muda rentan?

Gaya hidup

Gaya hidup modern menjadi salah satu faktor utama yang memicu meningkatnya kasus hipertensi di kalangan usia muda. Pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, stres berlebihan, serta kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol membuat tekanan darah mudah meningkat. Ironisnya, banyak usia muda yang belum menyadari bahwa kebiasaan sehari-hari mereka berkontribusi besar terhadap risiko hipertensi, apalagi karena penyakit ini kerap tidak menunjukkan gejala yang jelas.

Pola makan

Konsumsi makanan cepat saji, camilan tinggi garam, dan makanan instan yang kaya lemak namun rendah serat menjadi pola makan umum di kalangan generasi muda. Kelebihan garam menyebabkan tubuh menahan cairan, sehingga tekanan darah meningkat. Sementara itu, rendahnya asupan sayur dan buah membuat keseimbangan nutrisi terganggu dan memperburuk kondisi tubuh.

Cara mencegah hipertensi pada usia muda

Hipertensi dapat memicu penyakit kardiovaskular dan berbagai komplikasi serius lainnya. Karena itu, penting bagi anak muda untuk tidak hanya memahami penyebabnya, tetapi juga menerapkan langkah-langkah pencegahan berikut:

  • Konsumsi makanan bergizi. Perbanyak buah, sayur, dan makanan segar, serta batasi makanan olahan, instan, dan camilan tinggi garam.

  • Rutin beraktivitas fisik. Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang minimal 30 menit setiap hari untuk menjaga kebugaran dan menstabilkan tekanan darah.

  • Pertahankan berat badan ideal. Terapkan pola makan seimbang dan olahraga teratur agar terhindar dari obesitas, salah satu pemicu utama hipertensi.

  • Kelola stres dengan baik. Lakukan relaksasi, meditasi, atau isi waktu dengan hobi yang menyenangkan untuk membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.

  • Hindari rokok dan alkohol. Dua kebiasaan ini dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko hipertensi, terutama jika dilakukan sejak usia muda.

  • Periksa tekanan darah secara rutin. Pemantauan berkala sangat penting, terutama bagi yang memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi.

Dengan menerapkan kebiasaan sederhana tersebut, kamu dapat menurunkan risiko hipertensi sejak dini dan menjaga kesehatan jantung serta pembuluh darah. Komitmen terhadap gaya hidup sehat akan menjadi investasi berharga bagi kualitas hidup di masa depan.

 

hipertensi